Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Don't Feel, Think!

Tidak semua permasalahan bisa diselesaikan dengan perasaan. Tidak semudah itu dengan perasaan manusia yang pemaaf kemudian segampang itu memaafkan atau mengikhlaskan. Bukan mengajari untuk bersikap menyeleweng. Karena perasaan dan pikiran selalu mempunyai peranan yang sama. Jangan menomor satukan perasaan. Karena perasaan itu bisa berubah-ubah. Jangan juga menomor satukan pikiran. Karena memutuskan perkara tanpa diiringi perasaan bisa menghadirkan kekhawatiran atau keraguan dalam hati. Mungkin karena alasan perempuan yang katanya lebih dominan menggunakan perasaannya yang membuat kita (perempuan) lebih belajar rasional dengan menggunakan akal. Yaitu dengan cara berpikir. Berbeda dengan laki-laki yang mungkin sedikit perlu belajar bagaimana berpikir dengan diiringi perasaan di dalamnya. Jadilah seimbang, sesuai porsi, dan terus belajar memahami " sebenarnya kita sedang berpikir dengan akal atau hati kita?". Kelihatannya hati harusnya hanya bisa merasa. Tapi justru dialog denga...

Ngelantur Kemana-mana

Jika ada rasa harap yang tak bertepi, mungkin itu artinya kita sendiri yang harus menepi. Membiarkan hati kita berharap tanpa ada jawaban terucap atau bahkan sekadar terlintas lewat hati itu sadis sekali.  Karena sejatinya jika memang pengharapan itu dibenarkan, kita tak perlu pusing dan dilanda kekhawatiran. Azas saling percaya dan mempercayai akan tetap melekat didalam jiwa. Sekalipun tak mampu untuk diucap.

Suara Pagi

Masih dengan orang yang sama, kebingungan yang sama, walau dengan waktu yang telah berubah. Suara hati yang membuat tanya terlalu pagi. Berbisik seakan menarik diri yang telah lama pergi.  Bukan karena ada luka batin. Tapi sebuah kejelasan sangat ku nanti dan bukan sebatas bisikan hati atau ilusi yang membangun mimpi-mimpi yang bertepi.  Katakanlah dan tunjukkanlah jawabnya.

Menahan Untuk Berkata Kasar

Se-nggak mungkin nggak mungkinnya orang, setulus-tulusnya orang, atau bahkan se- angel-angelnya orang, masih bisa banget lho untuk dia berkata kasar kepada orang lain. Kita punya banget kesempatan akan itu dan punya hak atas itu. Saat emosi kemudian darah seakan mendidih naik ke atas kepala, kesempatan kita untuk berkata kasar sangat terbuka lebar. Tapi tidak bagi orang yang mempunyai pikiran kedepan. Kemudian teringat bahwa : "Emosi hanya membuang-buang waktu, menghabiskan tenaga, dan melelahkan hati". -Inti Rizqiya